ad300x250

test

Senin, 22 Mei 2017

KEKAYAAN DAN PENGETAHUAN ADA DI KAMPUNG

Biak_Direktur Eksekutif Yayasan Anak Dusun Papua (YADUPA), Leonard Imbiri dalam sambutan penutupnya pada kegiatan Focus Discution Group atau yang disingkat FGD di Biak (Jumat 21/04/17), mengatakan bahwa selama ini masyarakat Papua masih dikategorikan kedalam kelompok minoritas sesuai data statistik BPS nasional dan BPS Provinsi Papua tahun 2009-2015 angka kemiskinan mencapai 402 031 jiwa, indeks kemanusiaan mencakup Orang Asli Papua (OAP), sekitar 65 persennya adalah mereka yang hidup di kampung-kampung.

Berbagai dinamika yang terjadi di atas tanah Papua selama ini dengan masuknya investasi di sektor perekonomian, eksploitasi hasil hutan dan laut masyarakat adat yang notabene adalah masyarakat yang hidup di kampung. tetapi masyarakat tersebut tidak dilibatkan secara baik, sehingga sumber daya alam di wilayah hidupnya tidak memberikan manfaat yang spesifik terhadap eksistensinya sebagai pemilik hak ulayat.
Menurut Imbiri hal ini sangat berbanding dengan kekayaan yang melimpah diatas tanah Papua, terutama kampung yang merupakan tempat dimana sumber daya alam itu ada. Untuk itu saat ini sangat diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk bisa memanfaatkan sumber daya alamnya secara baik untuk kesejaterahan di kampung.
Selain kampung itu dikenal memiliki kekayaan, di kampug juga bisa menjadi tempat belajar karena ilmu pengetahuan yang bisa didapatkan dari alam, selama alam itu masih dijaga dan diestarikan oleh manusia.
Menurut Leonard, saat ini yang perlu dilakukan pertama adalah kesadaran masyarakat di kampung terhadap sumber daya alamnya, bagaimana mereka bisa mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di kampung untuk mendatangkan in come di kampung sendiri tanpa harus mengaharapkan uluran tangan dari pihak lain. “ Tanah ada di kampung, sumber daya alam ada di kampung, pengetahuan ada di kampung, tidak di tempat lain, sekarang tinggal bagaimana kita (masyarakat di kampung.red) bisa mengelola dan memanfaatkanya agar bisa mendatangkan orang lain (ekonomi.red) ke kampung kita” ujar lelaki yang juga menjabat sekretaris umum Dewan Adat Papua ini.
“Pengelolahan sumber daya alam di kampung harus mengedepankan prinsip pelesartarian lingkungan, melindungi setiap ciptaan Tuhan yang ada di kampung agar bisa dinikmati kemudian oleh anak cucu kita”.tambahnya.
Konsep membangun kampung melalui pemanfaatan sumber daya alam membutuhkan kerjasama semua komponen masyarakat di kampung tersebut untuk secara bersama menata semua hal melalui kesepakatan bersama. Di kampung memiliki segala kekayaan alam, mulai dari Tanah, Hutan, dan Sumber Daya Alam bahkan ilmu pengetahuan juga ada di kampung.
Yang diperlukan saat ini adalah sumber daya manusia agar bisa mengelola dan memanfaatkannya untuk kesejaterahan masyarakat.
Disinggung mengenai potensi eko wisata kampung, Leonard mengatakan bahwa membangun pariwisata kampung itu tidak hanya dengan semangat instan atau tiba-tiba, tetapi membangun pariwisata kampung harus dengan semangat yang mendelegasikan, yaitu hari ini dilakukan oleh kita, kemudian akan diteruskan oleh anak cucu kita. “ jadi perlu adanya pendelegasian, kalau hari saya (kita.red.) telah selesai, maka anak kita yang akan melanjutkan itu semua, dan seterusnya dilanjutkan oleh generasi yang akan datang” imbuhnya.
Sebagai pesan penutup, Leonard mengatakan bahwa berulang kali kita dengar bahwa orang diatas tanah ini (Papua) miskin. Tugas kita adalah merumuskan kembali, apakah benar bahwa kita ini miskin ?, apa yang salah ?, jawabannya adalah “hanya kita yang dapat membangun diri kita sendiri”.
(Julianus.doc*)/yadupa.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar