Biak_Direktur
Eksekutif Yayasan Anak Dusun Papua (YADUPA), Leonard Imbiri dalam
sambutan penutupnya pada kegiatan Focus Discution Group atau yang
disingkat FGD di Biak (Jumat 21/04/17), mengatakan bahwa selama ini
masyarakat Papua masih dikategorikan kedalam kelompok minoritas sesuai
data statistik BPS nasional dan BPS Provinsi Papua tahun 2009-2015 angka
kemiskinan mencapai 402 031 jiwa, indeks kemanusiaan mencakup Orang
Asli Papua (OAP), sekitar 65 persennya adalah mereka yang hidup di
kampung-kampung.
Berbagai dinamika yang terjadi di atas
tanah Papua selama ini dengan masuknya investasi di sektor perekonomian,
eksploitasi hasil hutan dan laut masyarakat adat yang notabene adalah
masyarakat yang hidup di kampung. tetapi masyarakat tersebut tidak
dilibatkan secara baik, sehingga sumber daya alam di wilayah hidupnya
tidak memberikan manfaat yang spesifik terhadap eksistensinya sebagai
pemilik hak ulayat.
Menurut Imbiri hal ini sangat berbanding
dengan kekayaan yang melimpah diatas tanah Papua, terutama kampung yang
merupakan tempat dimana sumber daya alam itu ada. Untuk itu saat ini
sangat diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk bisa memanfaatkan
sumber daya alamnya secara baik untuk kesejaterahan di kampung.
Selain kampung itu dikenal memiliki
kekayaan, di kampug juga bisa menjadi tempat belajar karena ilmu
pengetahuan yang bisa didapatkan dari alam, selama alam itu masih dijaga
dan diestarikan oleh manusia.
Menurut Leonard, saat ini yang perlu
dilakukan pertama adalah kesadaran masyarakat di kampung terhadap sumber
daya alamnya, bagaimana mereka bisa mengelola dan memanfaatkan potensi
sumber daya alam yang ada di kampung untuk mendatangkan in come di
kampung sendiri tanpa harus mengaharapkan uluran tangan dari pihak
lain. “ Tanah ada di kampung, sumber daya alam ada di kampung,
pengetahuan ada di kampung, tidak di tempat lain, sekarang tinggal
bagaimana kita (masyarakat di kampung.red) bisa mengelola dan
memanfaatkanya agar bisa mendatangkan orang lain (ekonomi.red) ke
kampung kita” ujar lelaki yang juga menjabat sekretaris umum Dewan Adat
Papua ini.
“Pengelolahan sumber daya alam di
kampung harus mengedepankan prinsip pelesartarian lingkungan, melindungi
setiap ciptaan Tuhan yang ada di kampung agar bisa dinikmati kemudian
oleh anak cucu kita”.tambahnya.
Konsep membangun kampung melalui
pemanfaatan sumber daya alam membutuhkan kerjasama semua komponen
masyarakat di kampung tersebut untuk secara bersama menata semua hal
melalui kesepakatan bersama. Di kampung memiliki segala kekayaan alam,
mulai dari Tanah, Hutan, dan Sumber Daya Alam bahkan ilmu pengetahuan
juga ada di kampung.
Yang diperlukan saat ini adalah sumber daya manusia agar bisa mengelola dan memanfaatkannya untuk kesejaterahan masyarakat.
Disinggung mengenai potensi eko wisata
kampung, Leonard mengatakan bahwa membangun pariwisata kampung itu tidak
hanya dengan semangat instan atau tiba-tiba, tetapi membangun
pariwisata kampung harus dengan semangat yang mendelegasikan, yaitu hari
ini dilakukan oleh kita, kemudian akan diteruskan oleh anak cucu kita. “
jadi perlu adanya pendelegasian, kalau hari saya (kita.red.) telah
selesai, maka anak kita yang akan melanjutkan itu semua, dan seterusnya
dilanjutkan oleh generasi yang akan datang” imbuhnya.
Sebagai pesan penutup, Leonard
mengatakan bahwa berulang kali kita dengar bahwa orang diatas tanah ini
(Papua) miskin. Tugas kita adalah merumuskan kembali, apakah benar bahwa
kita ini miskin ?, apa yang salah ?, jawabannya adalah “hanya kita yang
dapat membangun diri kita sendiri”.
(Julianus.doc*)/yadupa.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar